Terselip Doa sang Pengrajin, Kemenparekraf Ajak Masyarakat Berbelanja Produk UMKM

Kamis, 11 Februari 2021 - 19:19 WIB
loading...
Terselip Doa sang Pengrajin,...
Masyarakat diharapkan agar tidak perlu menawar saat membeli produk UMKM, terlebih jika produk yang dijual memiliki nilai yang besar dalam kemurniaan budayanya. / Foto: Muhammad Sukardi
A A A
TANGERANG - Sudah saatnya masyarakat untuk bebrondong-bondong berbelanja produk UMKM. Sebagaimana diungkapkan Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) , Nia Niscaya bahwa hal itu perlu dilakukan agar UMKM tetap sejahtera di masa pandemi.

Baca juga: Pulihkan Pariwisata, Menparekraf Sebut Perlu Ada Inovasi dan Kolaborasi

Pemerintah sendiri telah melakukan berbagai upaya dalam membantu UMKM, salah satunya menyelenggarakan pameran. Kemenparekraf baru saja meluncurkan acara Beli Kreatif Danau Toba di Summarcon Mall Serpong, Tangerang, yang dilangsungkan pada 11-21 Februari 2021.

Acara tersebut melibatkan 27 pelaku UMKM , dengan detail 15 pelaku usaha fashion dan kriya, sedangkan 12 lainnya adalah kuliner. Produk yang ditawarkan di sini tak sembarang karena sudah melalui kurasi ketat.

Terselip Doa sang Pengrajin, Kemenparekraf Ajak Masyarakat Berbelanja Produk UMKM


"Produk yang ditawarkan di acara Beli Kreatif Danau Toba Fair ini dipastikan berkualitas, bahkan ada yang didatangkan langsung dari Sumatera Utara supaya lebih otentik," kata Nia saat ditemui langsung di lokasi acara, Kamis (11/2).

Dia meminta kepada masyarakat yang cukup dalam hal finansial untuk ikut menyejahterakan para pelaku UMKM ini di masa pandemi. Dari pembelian kecil saja, itu sudah sangat membantu UMKM ini tetap bertahan di masa pandemi yang sangat sulit ini.

"Masih ada harapan. Kita harus optimistis. Kita-kita yang masih punya pendapatan dan ada lebihnya, yuk membantu para UMKM ini tetap bertahan di tengah pandemi. Di sinilah tempatnya berbuat sesuatu untuk orang lain," paparnya.

Nia juga meminta kepada masyarakat agar saat membeli produk UMKM tidak usah menawar, terlebih jika produk yang dijual memiliki nilai atau value yang besar dalam kemurniaan budayanya.

"Misalnya pada kain ulos atau songket, kita tahu bersama kalau untuk membuat sehelai kain ulos itu membutuhkan waktu yang tak sebentar bahkan bisa sampai 3-6 bulan," ungkapnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1315 seconds (0.1#10.140)